SAFETY IN THE AIR STARTS ON THE GROUND

Selasa, 25 Mei 2010

Berkawan Angin ala Paralayang

Liputan6.com, Jakarta: Ingin berpetualang melayang di ketinggian seperti burung? Bila ingin mencobanya dan tidak takut di ketinggian, paralayang bisa dijadikan hobi alternatif. Paralayang atau juga paragliding merupakan olahraga kedirgantaraan yang kini mulai berkembang. Permainan ini pun bisa dijadikan ajang uji nyali dan memacu adrenalin karena sang atlet berada di ketinggian dan melayang-layang dibawa angin.

Paralayang mulai mendapat tempat di hati pecinta olahraga dirgantara di Indonesia sekitar 1990-an. Paralayang diilhami oleh gantole dan terjun payung. Cikal bakal paralayang dianggap dikembangkan warga Amerika Serikat, Domina Jalbert, pada 1950-an. Paralayang dapat melayang setinggi lima kilometer di atas permukaan laut. Sementara di Indonesia ketinggian maksimal adalah empat kilometer karena selebihnya untuk penerbangan komersial.

Parasut paralayang terdiri dari dua permukaan paralel yang kuat dan saling dihubungkan dengan lembaran-lembaran vertikal atau biasa disebut ribs. Payung paralayang bisa mengangkat beban 150 kilogram. Selain peralatan dasar, pilot memperlengkapi diri dengan perlengkapan pendukung seperti variometer yang memberi aneka informasi penerbangan, handy talkie untuk berkomunikasi juga global positioning system (GPS) untuk memastikan posisi.

Selain angin, cuaca juga jadi faktor penentu, apakah pilot bisa mengudara atau tidak. Salah satu petunjuknya adalah melihat bentuk awan yang bisa menandakan baik-buruknya cuaca. Di sini, penerbang siswa harus mampu menaksir cuaca serta kecepatan angin. Kecepatan maksimum angin yang masih layak untuk terbang adalah 20 kilometer per jam. Jika semua lancar, pengemudi paralayang bisa ngebut di udara sampai 60 kilometer per jam.

Harga paket lengkap peralatan paralayang sekitar Rp 28 juta. Namun tanpa mengeluarkan duit sebesar itu, tetap bisa melayang di udara yakni terbang tandem atau berdua bersama master penerbang dengan biaya hanya Rp 300 ribu. Jika ingin terbang sendiri, calon penerbang bisa mengikuti pelatihan dasar delapan hari untuk meraih lisensi atau izin terbang. Biaya pelatihan Rp 8 juta. Tak perlu jadi Gatotkaca untuk bisa melanglang sendirian di angkasa.(JUM/YUS)

Tim Liputan 6 SCTV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar